Jumat, 14 Oktober 2011

Pelukan seorang adik

Dalam kesenangan, mudah sekali melupakan Tuhan. Dalam kesusahan, susah sekali melupakanNya.”

“Kita putus!” Masih terngiang ditelingaku kalimat yang diucapkan Agnes dua jam yang lalu.
Aku hanya diam membisu. Seolah ada sesuatu yang tajam menusuk ke dalam hatiku.
“Kamu ngga kayak cowok teman-teman aku yang lain. Kalau mau dibandingin kayak langit dan bumi deh. Semuanya pada cerita tentang kehebatan dan kelebihan pacar mereka sedangkan aku? Aku ngga tau harus ngomong apa!”
Aku memilih diam dan mendengarkan alasannya memutuskan hubungan kami yang sudah berjalan dua tahun.  Tepatnya hari ini kami dua tahun jadian.
“Masa hari gini dia ngga punya Blackberry?! Yang ada hanya Hp butut nan tua. Yang bisa untuk sms dan telpon doang. Sedangkan pacar teman-teman aku, jangankan BB, iphone pun punya. Trus kamu ngga pernah jemput aku. Jangankan pake mobil. Sepeda aja ngga punya, apa lagi motor! Ke mana-mana naik angkot. Duh, padahal Jakarta kan panas dan berdebu di mana-mana. Coba lihat tuh, cowoknya si Ririn. Mau naik mobil apa aja bisa. Tinggal pilih yang ada di garasi rumahnya. Sopir ngga cuma satu tapi lebih. Ke mana aja pasti dianterin. Sementara, kamu?! Jauh banget……”
Aku mencoba menahan rasa sakit tersebut.
“Kamu tidak pernah ajak aku makan di kafe atau restoran yang berkelas gitu. Yang ada minum es teh dan makan bubur di pinggir jalan. Kan kalo teman-teman aku liat bisa gengsi aku. Gengsi segengsi gengsinya. Gokil, malu-maluin banget sebanget bangetnya!”
Hatiku hanya berbisik, “Jadi selama ini kamu malu kalau aku ajak kamu makan di pinggir jalan?”
“Kamu ngga pernah ngasih aku kado atau sesuatu yang “mahal” gitu. Coba, si Keisha yang baru jadian satu bulan ama si Tio, pake liontin emas putih. Sedangkan aku? Mimpi kali yeeee….”
Akhirnya bibirku pun mengeluarkan kalimat tersebut. “Maaf, kalau selama kita jadian aku tidak bisa seperti  pacar teman-teman kamu. Terima kasih kalau kamu pernah hadir dalam hidupku. Seharusnya dari awal kamu tau kalau aku hanya anak yatim piatu yang tidak memiliki apa-apa.”
Detik berikutnya aku hanya melihat punggung Agnes yang meninggalkanku. Meninggalkan sebuah luka dihatiku.
*****
“Ko Tara!” teriak Daniel menyambut kedatanganku. Sebuah pelukan hangat membalut tubuhku. Sambutan Daniel menjadi obat sakit di hatiku.
Aku membalas pelukannya. Detik berikutnya air mataku jatuh tak tertahan. Aku tidak pernah menyesal terlahir dikeluarga yang miskin. Aku tidak pernah menyalahkan Tuhan ketika aku harus kehilangan kedua orang tuaku lima tahun yang lalu. Waktu mereka pergi untuk selama-lamanya, Daniel baru berusia dua tahun. Beruntung waktu itu aku baru saja menyelesaikan bangku SMA.
Aku  harus membesarkan Daniel sendiri dengan hasil uang yang aku dapat dari menjadi seorang fotografer dan usaha Wedding Organizer yang aku rintis.
“Kamu sudah makan?” tanyaku sambil menatap wajah Daniel.
“Aku nunggu koko! Aku mau makan dengan koko!”
Aku memperhatikan wajah Daniel! Pucat! Sementara ada tanda bercak darah pada kulitnya yang putih.
“Kamu ngga kenapa-napakan, Dan?” Tanyaku penuh dengan kekuatiran.
“Koko, Daniel sehat-sehat saja! Cuma tadi sempat mimisan!”
Aku terkejut mendengar jawaban Daniel.
“Selesai makan nanti kita ke dokter ya?”
“Daniel, takut di suntik!”
“Kamu ngga usah takut! Kan ada koko! Disuntik cuma kayak digigit semut merah.”
“Ya, udah! Tapi aku ditemanin sama koko ya?”
Aku menggangukkan kepalaku tanda setuju.
*****
Daniel dirujuk ke Bagian Anak di salah satu Rumah Sakit di Jakarta . Di rumah sakit itu, sumsum tulang belakangnya diambil. Ternyata trombositnya rendah, sedangkan sel darah putih berlebihan. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan, ia positif terjangkit leukemia dan harus menjalani pengobatan selama dua tahun.
Pada tiga bulan pertama, Daniel dikemoterapi dan diberi obat antikanker (stitostika). Setiap kali mendapat pengobatan, ia muntah, nyeri pada sendi, dan rambut rontok. Sel kanker pun menjalar hingga ke bagian otak. Harapan untuk sembuh kian tipis.
“Koko! Daniel sayang koko!” ucap Daniel ketika memelukku diatas ranjangnya.
“Koko juga sayang Daniel! Tuhan pasti sembuhkan kamu!” aku mencoba menghiburnya. Setiap hari aku meyakinkannya, kalau dia pasti sembuh.
“Besok, Daniel sudah bisa pulang!”
Mungkin itu berita gembira bagi Daniel. Tapi bagiku, tidak! Uang tabunganku sudah habis untuk membiayai pengobatan Daniel. Dua hari yang lalu aku terpaksa menjual kameraku untuk menutupi biaya yang belum aku lunasi. Daniel tidak akan mendapatkan terapi lagi.
“Daniel, malu!”
“Malu kenapa sayang?”
“Kepala Daniel botak!”
“Tapi koko ngga pernah malu punya adik yang kepalanya botak!”
“Koko, minggu depan Daniel ulang tahun yang ke delapan loh!”
Aku menatap Daniel. “Koko ingat kok! Daniel mau kado apa?”
Daniel berpikir sejenak.
“Daniel cuma mau sembuh. Daniel ngga mau kado apa-apa.”
“Serius? Daniel suka SpongeBobkan?”
“Suka banget!”
“Mau ngga kalo koko kasih boneka SpongeBob?”
“Mau!” sahut Daniel dengan semangat!
*****
Aku berdiri terpaku mendengar suara merdu Daniel. Hari ini aku membawa Daniel ke Gereja. Aku tidak menyangka kalau dia akan maju ke altar dengan kursi rodanya dan menyanyikan sebuah pujian.
Tak Terbatas Kuasa-Mu Tuhan
Semua Dapat Kau Lakukan
Apa Yang Kelihatan Mustahil Bagiku
Itu Sangat Mungkin Bagi-Mu
Reff :
Di Saat Ku Tak Berdaya
Kuasa-Mu Yang Sempurna
Ketika Ku Percaya
Mujizat Itu Nyata
Bukan Kar’na Kekuatan
Namun Roh-Mu Ya Tuhan
Ketika Ku Berdoa
Mujizat Itu Nyata
Bridge :
Mujizat Itu Dekat Di Mulutku
Dan Ku Hidup Oleh Percaya
Aku melihat beberapa jemaat meneteskan air mata.
“Kalau Daniel masih bisa hidup hari ini itu karena mujizat dari Tuhan Yesus. Terima kasih untuk Koko Dewantara yang selama ini membesarkan Daniel sendiri. Daniel janji, Daniel ngga akan nakal! Daniel Sayang koko!” tutur Daniel setelah mengakhiri pujiannya.
*****
“Koko, kenapa nangis?” tanya Daniel dengan lemah.
Hari ini keadaan Daniel kritis. Terpaksa aku membawanya ke rumah sakit.
Aku menghapus air mataku.
“Tuhan sembuhkan atau tidak, bagi Daniel Tuhan tetap baik!”
Aku menggangukan kepalaku tanda setuju dengan ucapannya.
“Koko…. Terima kasih buat boneka SpongeBobnya ya!”
“Sama-sama sayang.”
Daniel mengambil sesuatu dibalik bantalnya.  Lalu dia melihatnya dengan lemah.
Foto kedua orang tuaku bersama aku dan Daniel yang masih bayi.
“Koko, maafin Daniel ya kalo selama ini Daniel nakal dan repotin koko. Nanti kalo Daniel ke Surga, Daniel akan cari mama dan papa. Koko ngga usah kuatir lagi.”
Aku memeluk Daniel. Ya Tuhan! Aku belum siap kehilangan Daniel!
Dengan pelan Daniel mengucapkan sebait doa sambil memeluk boneka SpongeBobnya.
Tuhan….
Aku lapar! Sangat Lapar!
Tapi aku tidak ingin meminta makanan.
Aku hanya minta berkati mereka yang kelaparan sepertiku.
Tuhan…
Aku sakit! Sangat sakit!
Tapi aku tidak meminta kesembuhan.
Aku hanya minta sembuhkan mereka yang sakit sepertiku.
Tuhan…
Aku sebatang kara!
Tapi aku tidak meminta boneka.
Aku hanya minta hiburkan mereka yang kesepian.
Tuhan…
Bajuku penuh tambalan.
Tapi aku tidak meminta baju baru.
Aku hanya minta berkati mereka yang berkekurangan.
Tuhan…
Aku tidak ingin mujizat-Mu.
Meski aku tahu, Engkau sanggup melakukan-Nya.
Aku hanya minta, tunjukkan mujizatmu kepada mereka yang tidak mempercayai-Mu.
Tuhan…
Kalau nanti aku meninggal.
Aku tidak ingin ada yang menangis.
Tapi aku ingin mereka tersenyum. Tersenyum karena aku bertahan hingga akhirnya.
Tuhan…
Malam ini aku tidak meminta apa-apa untuk diriku.
Jadilah kehendakmu di bumi seperti di Surga.
Karena aku tahu, bersama-Mu semuanya akan Engkau berikan.
AMIN
Detik berikutnya Daniel menatapku dengan lembut dan lemah. Perlahan-lahan matanya tertutup rapat. Air mataku jatuh berderai tak tertahan...


Thanks to bro Dewa Alexander that makes this story so meaningfull :)
Di kutip dari :http://muda.kompasiana.com/2011/07/07/pelukan-daniel/

Arti Sebuah Kehilangan

(Sepenggal kisah pahit untuk mengenang Nikita)
“Kamu mungkin menemukan cinta dankehilangannya tapi ketika cinta itu mati,kamu TIDAK perlu mati bersamanya…”
Dewa Klasik Alexander
Panorama pantai Cilincing di sore hari terasa indah. Hembusan angin yang sepoi-sepoi melenakan siapa saja. Matahari tampak malu-malu bergulir di bibir cakrawala lalu meluncur anggun mencium permukaan laut. Detik berganti menit dan menit terus berjalan, perlahan-lahan laut mulai menghitam. Perlahan namun pasti bola matahari itu terbenam. Ruas cahaya terakhir yang dipancarkannya membiaskan sapuan jingga ke langit. Menciptakan panorama yang memancing desah kagum bagi siapa saja yang melihatnya.
Tidak jauh dari bibir pantai Cilincing, ada sebuah Pura. Sebuah pura megah yang berdiri dan menjadi saksi bisu kemesraan yang setiap hari dilukiskan oleh laut dan matahari. Nikita membenamkan tubuhnya dalam pelukan mesra kekasihnya. Dewantara hanya membelai mesra rambut hitam Nikita yang diterpa angin.
Dalam naungan cuaca yang mulai meredup. Ketika kegelapan yang samar mulai menyapa, mereka semakin mesra.
“Seperti matahari dalam pelukan laut,” bisik Nikita terharu. “Kita tak akan saling melepaskan meski apa pun yang terjadi.”
Dewantara menggenggam erat tangan Nikita. Seakan ingin menyimpan dan mengabadikannya dalam relung hatinya yang paling dalam. Detik berikutnya, Dewantara memandang wajah kekasihnya dengan penuh kasih sayang. Meski kegelapan mulai menyapa namun itu tak mampu melenyapkan pancaran keindahan wajah Nikita. Rambutnya yang tergerai bebas melewati bahu, kusut dibelai angin senja, menebarkan keharuman yang menggoda. Sementara desah nafasnya yang hangat, aroma tubuhnya yang semerbak, membuatnya tak pernah bosan walaupun mereka selalu bergelimang dalam madu kasih.
Nikita tidak ingin kehilangan Dewantara. Kalau boleh memilih, dia ingin berada disamping  Dewantara untuk selama-lamanya.
Namun dorongan gelombang cinta yang demikian besar, memaksanya meraih pilihan lain. Karena dia sadar, cinta selalu memberi. Bukan meminta. Menuntut. Menguasai.
“Akan ada seorang gadis yang akan datang menggantikanku, sayang,” bisiknya lembut di antara desau angin yang menerpa.
“Aku berjanji akan mengirimkannya untukmu. Untuk mendampingimu. Mencintaimu. Seorang gadis yang sepertiku bahkan lebih. Yang disediakan Tuhan untukmu.”
“Tidak,” Dewantara menggelengkan kepalanya sambil menggigit bibirnya menahan tangis.
“Tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan tempatmu di hatiku.”
Dewantara menaruh seraut wajah Nikita di antara kedua belah tangannya. Seolah-olah dia menimang sebentuk piala berlian yang sangat berharga.
“Dia akan terbit seperti matahari esok pagi,” gumam Nikita halus. “Setelah malam yang gelap, dia akan merekah di bibir cakrawala. Begitu kamu melihatnya, kamu tahu aku yang mengirimkannya untukmu.”
Dari kejauhan, anak-anak jalanan yang memakai baju bertuliskan HORE (house of revival)  lagi lesehan di pantai bernyanyi sambil bermain gitar. Senandung lagu lembut yang mampu menggetarkan hati Dewantara.
September settles softly
leaves are starting to fall,
and I recall
the last time you were here,
your laughter a melody that lingers still

There’s a hole in my heart so i’ll carry it
whereever i go, like a treasure that travels
with me down every road,
There’s this lonely loss so deep, Kinda
bitter kinda sweet, there a hole in my
in the shape of you

Time steals so swiftly
as children having children of their own,
and around life’s merry-go round goes
and there you are wanting what you can not hold

There’s a hole in my heart and i carry it
wherever i go, like a treasure that travels
with me down every road,
There’s this lonely loss so deep, Kinda
bitter kinda sweet, there a hole in my
in the shape of you

Even though my heart aches theres a smile
on my face cause just like a window to heaven,
theres a light shining through this hole in my heart

Theres a hole in my heart,
Theres a hole in my heart,
Theres a hole in my heart,
But its in the shape of you

( Shape Of You - Jewel)

………………….
Dewantara terbangun dari tidurnya. Ia mengatur nafasnya. Mimpinya seolah-olah nyata. Sudah 12 malam berturut-turut dia memimpikan Nikita kekasihnya yang telah meninggalkannya karena kecelakaan. Dewantara bangkit dan meraih gunting kuku yang sudah dipersiapkannya untuk diberikan tepat ULTAH Nikita yang ke tujuh belas. Gunting kuku manis yang sengaja dipesannya. Gunting kuku yang bertuliskan namanya dan Nikita. Kenangan yang akan selalu tersimpan dihatinya adalah saat-saat dimana Nikita memotong kukunya yang panjang.
Tiba-tiba blackberry barunya berbunyi. Ada pesan yang masuk. Di raihnya BB yang tergeletak tidak jauh dari tangannya. Dengan mata yang berat  dibacanya sebuah pesan dari Admin @Dewa_Klasik
“Cinta baru sempurna jika terasa menyayat, seperti segumpal tanah liat yang akan baru tampil indah setelah dipahat. Cinta menjadi abadi jika tak terjangkau. Ibarat bumi selalu mengitari matahari. Karena tak mampu meraihnya, selamanya menjadi bayangan yang tak terengkuh….
Ditinggalkan jauh lebih menyakitkan daripada diputuskan. Namun lebih menyakitkan lagi ketika kita tidak mengerti bahwa terkadang Tuhan izinkan kita kehilangan seseorang untuk kebaikan kita sendiri….. Kehilangan akan membuat kita merasa rapuh tapi disisi lain kehilangan bisa membuat kita tegar.
Tetapi sesuatu yang hilang belum tentu meninggalkan kekosongan, karena jejak-jejak yang ditinggalkannya tak pernah benar-benar hilang. Maka, mari belajar untuk mencintai kehilangan itu, karena ia adalah bagian alamiah dari hidup.
Kehilangan membuat banyak pelajaran dan pengalaman baru buat kita.  Kita dapat menerima dengan baik proses itu, menerima diri kita sendiri. Kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup.
Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ketika kita kehilangan. Kemenangan hidup bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang didapat tanpa menguasai. Pelajaran dari beberapa kehilangan, bahwa dalam setiap kehilangan ada pembelajaran yang membuat jiwa makin dewasa. Atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri.
Di saat kehilangan, kita jadi meringkuk seperti bayi yang tak punya kuasa. Menyadari bahwa sekuat apapun jiwa dan diri, setiap hidup tak pernah lepas dari kehilangan. Bahwa cerita di dunia ini bukan hanya celoteh kita, tapi ada celoteh lain yang harus didengarkan, dipenuhi dan dijalankan. Tak lain demi harmonisasi.
Dewantara memejamkan matanya. Air matanya jatuh tak tertahan. Kini dia menyadari kehilangan bukan segala-galanya.
………………………

This thing called love I just can’t handle it
this thing called love I must get round to it
I ain’t ready
Crazy little thing called love
This (This Thing) called love


It cries (Like a baby)
In a cradle all night
It swings (
It jives
It shakes all over like a jelly fish,
I kinda like it
Crazy little thing called love

There goes my baby
She knows how to Rock n’ roll
She drives me crazy
She gives me hot and cold fever
Then she leaves me in a cool cool sweat

I gotta be cool relax, get hip
Get on my track’s
Take a back seat, hitch-hike
And take a long ride on my motor bike
Until I’m ready
Crazy little thing called love

I gotta be cool relax, get hip
Get on my track’s
Take a back seat, hitch-hike
And take a long ride on my motor bike
Until I’m ready (Ready Freddie)
Crazy little thing called love

This thing called love I just can’t handle it
this thing called love I must get round to it
I ain’t ready
Crazy little thing called love

Crazy little thing called love
Crazy little thing called love
Crazy little thing called love






Dikutip dari : http://muda.kompasiana.com/2011/02/26/arti-sebuah-kehilangan/

and thanks to brother Dewa Klasik Alexander yang dah buat kisah yang sangat menarik :)
Giid Luck and succes bro

Sabtu, 24 September 2011

Download Transformer's 3 - Dark Of The Moon

film transformer dark of the moon dibintangi oleh aktor terkenal Shia LaBeouf (Sam Witwicky), artis cantik Rosie Huntington-Whiteley (Carly), aktor Josh Duhamel (Major William Lennox). film ini diproduksi oleh paramount pictures.

Bumblebee Autobots, Ratchet, Ironhide dan Sideswipe dipimpin oleh Optimus Prime, yang kembali beraksi melawan Decepticons jahat, yang bertekad untuk membalas kekalahan mereka di film Revenge of fallen Transformers 2009.

Pemerintah Amerika selama ini ternyata tak sepenuhnya jujur mengungkapkan apa yang mereka ketahui. Selama bertahun-tahun mereka mencoba mencari tahu tentang keberadaan makhluk hidup lain selain manusia yang menghuni bumi namun mereka tak pernah mengatakan kalau sebenarnya mereka telah memiliki sejumlah bukti.

Apollo 11 adalah bukti kemajuan teknologi luar angkasa Amerika Serikat. Di saat Uni Sovyet saat itu juga sedang berusaha menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan, Amerika serikat berhasil mendahului dan mendaratkan astronot pertama mereka di permukaan satelit bumi ini. Misi sukses ini menjadi tonggak sejarah awal keberhasilan manusia menjelajahi wilayah di luar bumi yang sebelumnya hanyalah impian belaka.

Sayangnya tak semua dokumentasi tentang pendaratan manusia pertama di bulan ini terungkap. Ternyata, saat mendarat di bulan, para astronot ini menemukan bangkai pesawat luar angkasa lain yang terpaksa mendarat darurat di sana. Masalahnya, bangkai pesawat ini bukan dari bumi. Apakah pesawat ini berasal dari Cybertron? Benarkah mereka sudah mencapai bumi saat itu?


Nahhh..sekarang bagi yang mau download filmnya,,neeeh gua kasih linknya CEKIDOT GAN!

http://www.fileserve.com/file/6ay6gx5/ghdtf3bd80.Ganool.com.mkv.part01.rar
http://www.fileserve.com/file/VbfJZjd/ghdtf3bd80.Ganool.com.mkv.part02.rar
http://www.fileserve.com/file/EENgm8t/ghdtf3bd80.Ganool.com.mkv.part03.rar
http://www.fileserve.com/file/9ZVNcGH/ghdtf3bd80.Ganool.com.mkv.part04.rar
http://www.fileserve.com/file/sSM4Ymk/ghdtf3bd80.Ganool.com.mkv.part05.rar
http://www.fileserve.com/file/UwBZBtC/ghdtf3bd80.Ganool.com.mkv.part06.rar
http://www.fileserve.com/file/zNeKq9R/ghdtf3bd80.Ganool.com.mkv.part07.rar
http://www.fileserve.com/file/hyJr7fQ/ghdtf3bd80.Ganool.com.mkv.part08.rar
http://www.fileserve.com/file/gAcQTMh/ghdtf3bd80.Ganool.com.mkv.part09.rar 
 
 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons